Tuesday, 1 September 2020

TENTANG YANG LAGI VIRAL


Beberapa waktu lalu, dunia maya sedang dihebohkan dengan kabar pernikahan sepasang public figure muda yang melangsungkan pernikahan melalui proses taaruf.

Sebenarnya tak ada yang aneh dengan proses tersebut, namun karena proses tersebut belum lazim digunakan masyarakat biasa apalagi generasi muda dan public figure maka ramailah pemberitaan tersebut.

Dalam unggahan salah satunya, secara singkat dijelaskan bagaimana proses mereka hingga memutuskan untuk menikah. Banyak reaksi berdatangan, termasuk dariku. Aku pribadi kagum sama setiap pasangan yang mengambil jalan taaruf sebagai langkah memulai hubungan, terlepas dari seperti apa masa lalu mereka. Setidaknya mereka memilih melakukan hal yang baik setelahnya. Iya aku masih sebatas percaya jika proses itu baik, namum masih ada juga pertanyaan-pertanyaan kecil apakah iya bisa? Apakah gak apa-apa kedepannya? Kok bisa ya yakin dalam waktu sesingkat itu?. Ya pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Mungkin imanku masih terlalu cetek untuk memahami itu semua.

Meskipun beberapa orang disekitarku menjalani proses yang sama tak lantas membuatku benar-benar yakin dengan hal itu.

Adalagi yang lagi berita pasangan muda yang juga melangsungkan pernikahan melalui proses taaruf. Tapi bedanya banyak beredar kabar tidak baik tentang keduanya. Tapi semoga tidak terjadi apa-apa.

Yang jadi pertanyaan adalah apakah taaruf menjamin kelanggengan hidup rumah tangga?

Menurut salah seorang pakar “tidak, bahkan tidak sedikit yang rumah tangganya gagal walaupun melalui proses taaruf”. Kok bisa, katanya itu proses yang baik?.

Menurut kajian yang aku ikuti beberapa waktu lalu, ada kesalahan yang dilakukan dalam taaruf yakni taaruf yang terburu-buru apalagi dengan orang yang benar-benar baru dikenal. Taaruf sendiri  adalah proses, metode atau fase perkenalan sebelum fase khitbah dan pernikahan dalam jangka waktu tertentu yg disepakati dan ditemani oleh perantara. Ingatnya, ini bukan sebuah ikatan dan ada jangka waktu yang jelas. Iya ada waktunya, jadi gak ada yang namanya digantung dalam proses taaruf. Katanya seperti itu.

Mengenai taaruf yang buru-buru maksudnya disini mereka tidak memaksimalkan ikhtiar. Artinya jangan menggunakan jangka waktu yang terlalu singkat, apalagi dengan orang yang baru dikenal. Maksimalkan waktu yang ada untuk saling mengenal dan menanyakan apapun yang akan jadi visi misi pernikahan kedua calon pasangan. Pastikan bahwa benar-benar cocok dan sesuai kriteria. Kalo ternyata gak cocok? Gak lanjut gpp. Namanya juga proses, gagal didalamnya adalah hal wajar.

Proses yang baik akan lebih baik jika dijalankan dengan benar. Jadi taaruf saja belum tentu baik, harus dilakukan dengan tatacara yang baik pula. Jangan sampai taaruf sebagai tameng atau embel-embel untuk menjalin hubungan yang mengarah pacaran.

Mengenai yang lagi viral itu, jangan terlalu diagungkan juga jangan terlalu diremehkan. Ambil pelajaran dari sisi positifnya, buang yang dirasa tidak bermanfaat. Aku yakin kita sudah bisa membedakan.

Ada yang berpendapat “menikah jangan cuma ingin pamer keuwuan di social media”. Iya disadari atau tidak banyak generasi muda yang memilih menikah muda terlepas dari apapun alasannya seringkali dipandang hanya ingin memamerkan keuwuan di media social. Padahal tidak semua seperti itu. Menyegerakan ibadah jika sudah mampu adalah sesuatu yang baik. Ditunda-tunda padahal sudah mampu juga tidak baik, nanti malah jadi omongan Bu Tedjo lagi, Ups.

Aku sendiri maklum jika pasangan pengantin baru memposting hal yang membahagiakan, ya karena mereka sedang merasakannya. Tapi ya jangan terlalu diumbar, kasihanilah nasib kaum jomblo seperti aku ini. He he.

Bahagia sewajarnya berproses setelahnya. Agaknya perlu diingat terus jika berumah tangga adalah ibadah terpanjang dalam hidup. Perlu banyak ilmu didalamnya, banyak kedewasaan, banyak tanggungjawab, banyak mengalah, dan banyak-banyak yang lain. Pernikahan adalah awal memulai semuanya. Memulai yang baik dan indah harapannya akan membawa kebaikan dan keindahan seterusnya.


Gimaman? Setelah yang lagi viral itu sudah ada yang chat “tipe suami/istri idamanmu seperti apa?” belum?. Eits maaf jangan dijadikan bahan candaan. Nanti udah baper eh ternyata ujung2nya “tapi boong”. Jangan begitu ya. He he.

Selamat berproses, siapapun kamu dan proses apapun itu.

No comments:

Post a Comment