Siapa anak bungsu disini? Mari
tos sama-sama he he…
Iya anak bungsu atau disebut juga
ragil atau anak terakhir merupakan anak termuda yang terlahir dari sebuah
keluarga. Jika kamu gak punya adik lagi maka kamulah anak bungsu. Aku yakin
kamu sudah paham sih he…
Jadi anak bungsu itu…… kata
kebanyakan orang enak, manja, serba tercukupi dan banyak hal lainnya.
Apa iya?
Apa iya anak bungsu gak punya
beban?
Apa iya anak bungsu bisanya cuma
senang-senang?
Well, jadi anak bungsu memang selalu
tergambar enak (gak salah juga sih), tapi anak bungsu juga punya sisi lain yang
jarang orang tahu.
Mari dikupas (kayak jeruk aja)
Bicara enaknya dulu ya…
Anak bungsu punya kakak yang
selalu siap sedia membantu, apalagi kalau kakak-kakaknya sudah dewasa. Urusan
apapun pasti siap. Mau ini bisa, perlu ini tinggal bilang (apalagi kalau
kakaknya super duper baik). Nikmat mana lagi yang kau dustakan.
Orang tua akan selalu belain anak bungsu jika terjadi apa-apa. Pikirnya
“anak bungsu itu anak kecil”.
Waktu kecil, anak bungsu akan
jadi anak yang paling diperhatikan. Memang benar kebutuhan anak bungsu
tercukupi baik itu dari orang tua dan dari kakak-kakaknya. orang tua beliin ini kakak beliin atau kasih yang itu. serba cukup istilahnya. Tapi pernahkan ada
yang berfikir kalau itu boomerang?
(Wah masuk ke sisi negatifnya
nih…)
Iya boomerang, si bungsu yang terbiasa
serba tercukupi dan serba ada akan merasa kaget setelah hal itu tak lagi ia
dapatkan. Kok bisa? Ya karena terbiasa disediakan, si bungsu akan kebingungan
jika waktunya dia harus mulai mencari dan mencukupi segala keperluannya sendiri
(a.k.a udah gede). Bungsu lebih butuh dibimbing sih daripada “kondisi serba ada”.
Jika tak dibimbing sejak dini kondisi ini akan menyulitkan saat ia dewasa.
Selalu dianggap anak kecil.
Iya, sedewasa apapun usiamu jika
kamu anak bungsu ya kamu tetap saja anak kecil (terutama dimata orang tuamu).
Diminta jangan ikut campur urusan orang dewasa lah, gak bisa ungkapin pendapat
lah dan hal2 lain yang gak bisa dilakukan sama anak kecil. Misal dalam
keluargamu ada permasalahan, posisi anak bungsu akan menjadi sulit untuk
mengungkapkan pendapatnya padahal si bungsu sudah dewasa dan sudah tahu mana
yang benar dan yang salah. Semua bisa dianggap salah. Alhasil banyak bungsu
yang memilih diam.
Tanggungjawab si bungsu gak kalah besar dari si sulung loh…
Jika si sulung harus menjaga
adik-adiknya maka si bungsu (secara eksplisit) harus menjaga orang tua. Ketika
si sulung dan kakak yang lain pergi dari rumah dan tinggal si bungsu, maka orang
tua menjadi yang terdekat dengannya. Akan menjadi tugas dan tanggung jawab si
bungsu yang menjaga orang tua. Memang sudah kewajiban semua anak untuk menjaga
dan merawat orang tua mereka, tapi banyak kondisi yang mengharuskan si
bungsulah yang merawat orang tua, termasuk budaya masyarakat kita.
Ini juga posisi yang sulit bagi
bungsu, kadang ada hal2 yang memang gak bisa bungsu ceritain ke saudara yang
lain terkait kondisi rumah. Akan selalu ada pikiran “ah kakak2ku pasti lagi
sibuk”. “ah masalah mereka sudah banyak, masak mau ditambah lagi”, “ok, baiknya
mereka gak perlu tahu”. Dengan pikiran-pikiran itu si bungsu jadi mudah
menyimpan hal-hal yang mungkin juga berat untuk bungsu simpan sendiri. Tapi sekali
lagi bungsu memilih untuk melakukannya.
Si bungsu bisa jadi kurang kasih sayang.
Hal ini kasuistik sih, untuk
bungsu yang terlahir dengan rentang usia cukup jauh dengan orang tuanya.
Bukan bermaksud apa-apa, mungkin
si sulung dan kakak tengah merasakan kasih sayang dan perhatian lebih dari
orang tua yang masih diusia muda waktu dulu. Tapi bagaimana dengan bungsu?
beberapa bungsu memiliki rentang usia yang cukup jauh dengan orang tua mereka. Banyak
bungsu yang memasuki usia 20an tapi orang tua mereka sudah masuk usia lanjut. Ini
membuat si bungsu gak bisa merasakan apa yang dulu kakak-kakak mereka rasakan. Gak
bisa curhat ini itu, gak bisa main dan bercanda-canda, dsb. Tak jarang si
bungsu gak deket dengan orang tua mereka karena memang usia yang menghalangi.
Mungkin saat diusia sekolah belum
terlalu kerasa atau terlihat. Tapi saat dewasa, saat usia sudah mulai
bertambah, saat jaman bungsu dan orang tua semakin berbeda, saat pemikiran tak
lagi sejalan, hal itu akan membuat si bungsu merasa mereka tak bisa sedekat
kakak mereka dengan orang tua di usia yang sama waktu itu. Terlebih lagi soal
moment bersejarah dalam hidup bungsu, banyak bungsu yang gak bisa bersama orang
tau mereka dimoment berharga missal menikah, melahirkan atau bahkan sekedar
lulusan sekolah. Iya, banyak bungsu yang harus ditinggal orang tua di usia yang
masih muda.
Jadi tempat menaruh ekspektasi tinggi orang tua
Entah memang sifatnya atau gimana
banyak orang tua yang suka membandingkan melihat anak lain. Termasuk kakak,
atau anak dari orang lain. Jika kakak si bungsu sukses maka si bungsu dituntut
lebih atau minimal sama dengan kakak. Jika kakak si bungsu gagal maka bungsu
lebih dituntut untuk berhasil. Pun dengan anak orang lain, si bungsu seakan
ditekan untuk jadi seunggul mereka. Tidak hanya tentang si bungsu, Kadang orang
tua juga selalu berharap lebih untuk pendamping si bungsu. “harus seperti mantunya
si A, “harus lebih dari pasangan kakakmu”, “harus begini begitu dll”. Memang gak
diucapin langsung, tapi terkadang omongan mereka menggiring ke arah situ.
Seringkali perasaannya diabaikan
Terkadang orang tua lebih banyak focus
ke kakak yang sedang dalam proses sesuatu atau menuju sesuatu. Benar atau salah
yang dilakukakn si kakak orang tau akan selalu mendukung. Mungkin maksudnya
untuk tidak menyakiti hati sang kakak, tapi mereka lupa jika itu bisa saja
menyakiti si bungsu, apalagi jika bungsu sudah bisa membedakan mana yang benar
dan yang salah.
Bahkan kadang bungsu lupa disebut
saat orang tua sedang membanggakan anaknya ke orang-orang wkkkk, maklum anak
yang tertinggal, nyempil dan gak keliatan he he.
Well, terlepas dari semua hal ini
menjadi bungsu adalah anugrah yang patut disyukuri.
Udah tahu lagu bungsunya Kunto
Aji?
Nyanyi bareng yok….
“cukupkanlah ikatanmu, relakanlah yang tak seharusnya untukkmu”
“sebelum kau menjaga, merawat, melindungi segala yang berarti yang
sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri”.
Peluk online untuk bungsu di luar
sana.
No comments:
Post a Comment