Sunday, 19 April 2020

Menjadi Introvert

Apa sih definisi introvert menurutmu?

Ternyata ada beberapa kategori introvert loh..
https://www.instagram.com/p/B-mIu1NFYnA/?igshid=5fsbq71fz0k7
Kamu tipe yg mana?

Apapun itu tentu kamu yg paling paham tentang dirimu.

Tapi pernah ngerasa gak sih kalo menjadi introvert itu kadang dianggap sebagai sesuatu yg salah?

Mungkin hal itu yg membuat beberapa introvert  pernah ingin menjadi ekstrovert.
Padahal menjadi introvert itu gak salah kok.

Jika kamu introvert,
Salah satu yg kamu mungkin pernah rasakan atau pertanyakan adalah "kok temenku gak banyak ya?"
"kok aku gak bisa cepet bergaul sama orang baru ya?"
Dan kemudian ingin mencoba merubahnya?

Kalau iya apa hasilnya?

Capek? Iyakan?

Kepribadian orang memang beda-beda kok. Ada tipe yang suka bergaul dan banyak teman, ada juga yang sebaliknya. Gak ada yang salah, semuanya tergantung dirimu.

Aku salah satu tipe introvert yang gak banyak gaul dan gak banyak temen, tapi bukan karena cemas Ya. Gak tahu kenapa "aku nyaman ketika gak banyak orang yang mengenalku dan aku gak kenal banyak orang". Hidup bisa lebih bebas aja gitu. Bebas kesana kemari, bebas melakukan apapun dan bebas begini begitu sendiri dan tanpa harus banyak menjaga hati orang.

Hah maksudnya?
Ya nyaman aja gitu ngelakuin hal-hal tanpa banyak yang tanya ini itu dan memperhatikan begini begitu.
Memang tipe yang individual banget sih, tapi bisa disebut mandiri juga. Melakukan banyak hal sendiri bukan karena gak ada yang mau di ajak bareng-bareng, tapi memang nyaman melakukannya sendiri.

Pernah mencoba mau berubah gak?
Tentu pernah.
Tapi ya gitu emang gak bisa atau sulit diubah. Yang ada capek sendiri karena maksa ngelakuin sesuatu yang gak nyaman. Dan benar, energi mental introvert akan terkuras jika ia banyak melakukan interaksi sosial selayaknya orang ekstrovert. Dan untuk memulihkannnya introvert butuh menyendiri.

Itulah sebenarnya introvert: orang yang berorientasi ke ‘dalam’ diri mereka sendiri (inward thinking).

Terus akhirnya ya sudah menerima diri apa adanya. “Aku tipe yang begini dan gak bisa seperti itu ya terima saja”. Gak perlu memaksakan jadi mereka dan memaksa mereka jadi kita.

Ini yang namanya keberagaman, bukankah katanya dunia lebih indah dengan keberagaman?

Jadi mari jadi diri sendiri apapun kepribadian kita. Sayangi diri sendiri dan jangan lupa hormati orang lain, apapun kepribadian mereka.

Wednesday, 8 April 2020

MISTERI PEREMPUAN



Ini mungkin tulisan pertamaku selama masa pandemic ini. Sudah hampir 3 minggu #dirumhaja tapi aku belum menghasilkan karya apapun. Sedih rasanya.

Tapi akhirnya inspirasi datang juga. Iya memang inspirasi tidak datang begitu saja, harus dicari dan dijemput.

Salah satunya saat ini. Masa-masa #dirumahaja nyatanya membuatku jadi suka nonton drama korea, hal yang dulu jarang atau bahkan gak pernah aku lakukan.

Hi, bye Mama, drama yang berhasil membuatku banyak berfikir sebagai seorang perempuan. Aku tidak akan mereview dramanya tapi jika ditanya recommended gak?, pasti aku jawab iya.

Di drama ini aku berfikir jika kehidupan perempuan gak hanya yang aku fikirkan dan aku lihat dikehidupan “normal” saat ini. Dimana perempuan muda menikah, punya anak dan hidup bahagia. Ternyata banyak kemungkinan yang akan dialami perempuan di masa depan. Dan sedikit banyak aku lihat di drama ini.

Aku bertanya-tanya. Posisi yang mana yang kelak akan aku tempati?
Perempuan yang hidupnya baik-baik saja dan hidup bahagia, perempuan yang jadi ibu sambung bagi sebuah keluarga, perempuan yang kehilangan anak, perempuan yang harus meninggalkan anaknya atau bahkan perempuan yang akan jadi istri kedua? Ahhh, ternyata banyak sekali misteri bagi perempuan.

Menikah dan hidup bahagia memang menjadi dambaan bagi semua perempuan, punya suami dan anak-anak yang menggemaskan dan bisa bersama mereka membangun keluarga yang bahagia. Namun harus disadari ada banyak kemungkinan lain. Aku mencoba memahami bagaimana jika hal lain yang akan terjadi. Misalnya, kita diharuskan memperbaiki rumah yang sudah ada sebelumnya, iya menjadi istri sekaligus ibu sambung dari keluarga kecil yang dulu pernah ada. Pernahkah terbayangkan olehmu?. Jika kelak itu tidak terjadi pada kita semoga bisa menumbuhkan empati kepada perempuan lain yang mengalaminya.

Lalu bagaimana jika kita harus meninggalkan anak dan keluarga kecil kita? Tentunya kita berharap hal itu tidak terjadi, tapi kemungkinan selalu ada bukan?. Apa yang akan terjadi di masa depan adalah misteri. Mungkin kita pernah melihat kasus ini di kehidupan sekitar kita. Pertanyaannya, sanggupkah suami dan anak kita hidup tanpa kita? Relakah kita jika kelak posisi kita digantikan orang lain?. Ahhh semoga ini juga bisa menjadi renungan bahwasannya jika bukan kita yang ditinggalkan, kita yang akan meninggalkan.

Didrama ini aku juga tersadarkan dengan dialog “jika suami yang ditinggalkan istri disebut duda, istri yang ditinggalkan suami disebut janda, dan anak-anak yang ditinggalkan orang tua disebut yatim piatu, lalu apa sebutan bagi orang tua yang ditinggalkan anaknya?, jawabannya tidak ada.” Jahat bukan. Aku sediri pernah melihat bagaimana hancurnya hati orang tua yang ditinggal pergi anaknya terlebih dahulu. Pernah membayangkan? Hati perempuan dan ibu yang pasti paling hancur. Coba belajar melapangkan bahwa semua yang ada didunia ini adalah titipan termasuk anak-anak kita.

Banyak sekali misteri lain bagi perempuan, tak jarang posisi perempuan sering disalahkan di masyarakat kita. Termasuk yang satu ini. Ya, menjadi istri kedua. Entah kenapa hal ini juga mengusik pikiranku (walaupun tidak ada dalam drama ini).

Mungkin terlalu banyak perempuan yang memposisikan dirinya ingin menjadi istri pertama dan satu satunya. Tapi kita tidak pernah tahu atau tidak pernah mau tahu kenapa seorang perempuan mau menjadi istri kedua. Aku sendiri yakin pasti ada alasan kuat yang mendasarinya. Sadar atau tidak hal ini juga menjadi hal yang mungkin dialami perempuan. Lalu bagaimana sikap kita? Kamu pernah berpikir atau sekedar bertanya bagaimana jika aku yang ada di posisi itu?. Bukan,,, bukan bermaksud “segitu putus asanya hingga berpikir menjadi istri kedua” tapi hanya untuk membuka wawasan saja. Lalu bagaiman juga perasaan istri pertama yang harus merelakan suaminya menikah lagi?.

Well, sekali lagi ini hanya untuk membuka pikiran kita ya, bukan bermaksud apa-apa. Semoga wawasan kita menjadi bertambah.

Dan benar saja semakin banyak wawasan kita, semakin banyak pertanyaan yang akan timbul di otak kita. Mengambil keputusan menjadi hal kompleks yang harus difikir berulang-ulang.

Tak apa, toh itu semua demi keputusan yang semoga tak kita sesali kedepannya.

Masih banyak misteri perempuan yang belum aku sebutkan, tapi setidaknya beberapa hal itu yang saat ini memenuhi pikiranku. Aku tidak ingin membuatmu takut dan khawatir tentang masa depan perempuan, hanya saja aku ingin berbagi sisi lain dari kehidupan ideal perempuan dimasyarakat saat ini.

Selain itu semoga ini juga bisa menjadi perenungan bagi perempuan, karena sadar atau tidak justru perempuanlah yang paling banyak menyakiti hati perempuan lain. Kenapa? Karena minimnya empati di diri perempuan. Mari saling menjaga sesama perempuan dengan saling memahami satu sama lain.

Semoga kita menjadi perempuan yang seutuhnya perempuan.