Wednesday, 24 April 2019

ANAK MENDAPAT PELAJARAN YANG SAMA TAPI KENAPA NILAINYA BEDA??


Dunia anak memang dunia yang menyenangkan, sekaligus menegangkan. Iya menegangkan karena karakter orang sangat dipengaruhi masa anak2 mereka. Sekolah menjadi tempat dimana banyak waktu anak dihabiskan. Sejak usia 5 tahun anak2 sudah “dipaksa” masuk kedalam system yang katanya supaya anak menjadi pintar.

Selama di sekolah anak mendapat pengajaran yang sama satu sama lain. Pelajaran yang diberikan sama dan lamanya waktu belajar juga sama, lantas mengapa ada siswa yang rangking satu dan ada yang gak dapat rangking? Kiranya pertanyaan itu yang sering dilontarkan oleh beberapa pihak. Maka dari itu dalam tulisan kali ini aku akan mencoba menganalisis dari sudut pandangku sendiri.

Jawaban sederhananya adalah karena kemampuan tiap anak beda-beda. Anak memiliki daya tangkap masing-masing, cara menangkap masing-masing, kemampuan menyerap yang juga masing-masing serta latar belakang yang juga berbeda. Darimana asal perbedaan itu??. Orang tua dan lingkungan. Tiap anak lahir dari orang tua yang berbeda dan lingkungan yang berbeda. Kemampuan dan kecerdasan anak bisa diturunkan dari orang tua. Menurut berbagai sumber Ibu lah yang paling dominan mempangaruhi kecerdasan anak. Ibu yang berkualitas akan menghasikan anak yang berkualitas pula.

Lantas apakah anak yang tidak pandai berarti Ibunya tidak berkualitas? Hal tersebut belum tentu benar. Kecerdasan anak tidak semata-mata diturunkan tapi juga dibentuk. Pola pengasuhan dan didikan orang tua terhadap anak juga sangat mempengaruhi kecerdasan anak. Anak ibarat kanvas yang akan dilukis oleh orang tua mereka. Orang tua seharusnya mampu memahami tahapan pekembangan anak, apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara menyampaikan pada masing-masing tahapan. Untuk mengetahui hal ini maka orang tua dituntut untuk “cerdas” mau belajar dan mau mencari tahu.

Peran aktif orang tua sangat berpengaruh terhadap perilaku dan kecerdasan anak. Oleh karena itu tidak seharusnya orang tua hanya menyerahkan pendidikan anak dari sekolah. Di sekolah perhatian terhadap anak tidak optimal karena banyak anak yang harus diperhatikan. Anak perlu perhatian khusus untuk bisa memahami suatu hal. Istilahnya “privat learning”, anak yang berhadapan satu lawan satu dengan pengajar akan lebih paham dari pada belajar satu lawan 10.

Selain orang tua, lingkungan adalah factor yang paling besar pengaruhnya terhadap kecerdasan anak. Anak yang lahir dan tumbuh di lingkungan yang baik akan membawa dampak yang baik pula bagi anak, begitu pula sebaliknya. Tidak mungkin anak bisa bermain sepak bola jika di lingkungannya tidak ada orang yang bermain sepak bola. Intinya kebiasaan yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal akan ditularkan kepada yang lain baik itu positif atau negative. Jika lingkungan anak di sekitar baik maka orang tua perlu mendukung, jika tidak baik maka orang tua memiliki peran untuk menjadikan lingkungan anak menjadi baik.

Anak-anak dengan kecerdasan baik bisa dipastikan bisa mengambil dampak positif dari lingkungannya. Lingkungan dengan orang-orang baik, selalu berfikir maju, mau belajar, dan peduli akan masa depan anak akan melahirkan anak dengan kemampuan lebih baik. Dan jika di sekolah, anak-anak seperti inilah yang berpotensi mendapatkan nilai lebih baik dibanding dengan anak-anak lain yang tidak mendapatkannya.


Anak tak pandai di sekolah? Jangan salahkan anaknya. Orang tua yang harus introspeksi diri.

Sunday, 14 April 2019

EKONOMI MIKRO DAN MAKRO ITU BERBEDA YA…


Ekonomi menjadi hal yang sangat penting bagi pertumbuhan suatu negara. Ekonomi masih menjadi sector krusial yang akan menentukan arah pembangunan suatu negara. Jika kondisi ekonomi suatu negara baik maka pertumbuhan negara juga bisa kearah yang lebih baik, begitu pula sebaliknya.

Membahas masalah ekonomi, tidak akan terlepas dari ekonomi mikro dan makro. Masyarakat awam memang tidak semua mengetahuinya, tapi sebagai pemimipin bangsa harus bisa membedakan dengan jelas mengenai hal tersebut. Kali ini saya tidak akan membahas detail secara teoritik, tapi saya akan membahas keduanya secara sederhana agar mudah dipahami masyarakat secara umum.

Perbedaan dasar

Seperti namanya mikro dan makro, perbedaan utamanya ditentukan oleh ruang lingkupnya. Pada ekonomi mikro lingkupnya hanya ekonomi skala kecil (individu), sedangkan pada ekonomi makro lingkupnya secara menyeluruh (agregat), dan ketika ada campur tangan pemerintah, ekonomi makro-lah yang dijadikan dasar bagi kebijakan ekonomi di suatu negara.

Apa maksudnya skala individu dan agregat?. Pada skala individu pelaku sector perekonomian adalah rumah tangga atau perusahaan. Sedangkan skala agregat lingkupnya sudah negara, dimana sudah terdapat peran pemerintah, campur tangan luar negeri dan lembaga keuangan.

Pada ekonomi mikro hanya berfokus pada output, input, biaya, harga, penerimaan, keuntungan, dan kesejahteraan yang semuanya hanya berdampak pada suatu individu saja. Sementara ekonomi makro sudah mengarah pada lingkup perekonomian menyeluruh seperti pertumbuhan GDP, pengangguran, inflasi dan neraca pembayaran.

Mengingat lingkup ekonomi makro yang lebih luas dan lebih kompleks, maka membuat kebijakan dalam hal ekonomi negara tidak semudah mengatur ekonomi rumah tangga atau perusahaan. Aturan-aturan yang ada di ekonomi rumah tangga atau perusahaan juga tidak bisa diterapkan begitu saja di ekonomi agregat karena jelas dampak dan kepentingan keduanya berbeda.

Dalam ekonomi makro ada yang namanya agregat supply dan agregat demand. Permintaan dan penawaran tidak lagi tunggal tapi menyeluruh. Didalamnya harus memperhatikan juga kebijakan fiscal dan kebijakan moneter. Ada pajak, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, dll.

Impor, salah gak sih?

“Banyak produk impor masuk, impor beras mengancam petani, pemerintah terus membiarkan impor” dan masih banyak pernyataan yang jika didengar oleh masyarakat umum mengartikan seolah-olah impor adalah suatu hal yang salah. Lantas bagaimana yang benar?

Impor merupakan salah satu komponen yang ada pada perekonomian terbuka. Dalam perekonomian makro perekonomian dibedakan menjadi perekonomian tertutup dan terbuka. Gampangnya, perekonomian tertutup tidak ada campur tangan luar negeri (ini tidak berlaku bagi kondisi di Indonesia) sementara perekonomian terbuka ada campur tangan luar negeri di dalamnya, ya Indonesia menganut system perekonomian terbuka. Campur tangan luar negeri yang dimaksud disini adalah adanya ekspor dan impor atau disebut juga net eksport. Komponen inilah yang membedakan antara perekonomian terbuka dan tertutup.

Singkatnya:
Perekonomian tertutup:
Y = ( C + I + G )
Perekonomian terbuka:
Y = (C + I + G ) + NX
Ket:
  1. Pendapatan Nasional (Y)
  2. Pengeluaran konsumsi ( C )
  3. Investasi ( I )
  4. Belanja pemerintah ( G )
  5. Ekspor-Impor (NX)
Nah sudah jelas kan bahwa ada komponen import di dalamnya. Jika tidak ada komponen itu artinya kita tidak melakukan hubungan dengan negara lain. Mungkinkah? Dalam kondisi saat ini tentu tidak mungkin. Jadi impor sebenarnya bukan sesuatu yang salah, asalkan nilai net ekspor masih positif (ekspor lebih besar daripada impor). Selain itu, impor yang dilakukan tidak memberikan dampak negative bagi masyarakat local.

Mengapa negara mengimpor? Untuk barang-barang industri impor dilakukan mungkin karena negara belum bisa memproduksi barang tersebut atau biaya mengimpor lebih rendah daripada biaya jika memproduksi. Untuk komoditas pertanian impor dilakukan karena produksi saat ini belum mampu mencukupi semua kebutuhan dan permintaan masyarakat. Impor hasil pertanian tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tapi juga sebagai bahan penyangga untuk memastikan stok bahan makanan mencukupi untuk permintaan yang akan datang.

Impor membuat harga di tingkat petani turun?

Memang ada beberapa komoditas impor yang harganya lebih murah daripada harga local. Kenapa? Ya mereka dari sisi produksi lebih efisien sehingga harga lebih murah. Untuk harga komoditas local yang lebih mahal membuat para konsumen lebih memilih komoditas impor. Misalnya saja kedelai, para pengrajin tempe tahu lebih memilih kedelai impor karena selain harganya yang lebih murah kualitas juga lebih bagus. Akibatnya, harga komoditas local harus diturunkan agar mampu bersaing.

Untuk melindungi para petani sebenarnya pemerintah sudah menetapkan harga batas bawah dan batas atas. Batas bawah artinya harga paling rendah yang harus diterima petani, sedangkan batas atas adalah harga paling tinggi untuk konsumen. Melalui kebijakan ini diharapkan petani tidak akan menerima kerugian akibat harga yang jatuh dan konsumen tidak akan dirugikan akibat harga yang terlalu tinggi.

Kemudian jika dikatakan gak usah impor beras, hal ini tentu tidak benar. Produksi dalam negeri belum mencukupi dan jika dipaksa tidak impor akan terjadi kekurangan pangan, akibatnya harga-harga bisa melonjak dan bisa mengakibatkan inflasi. Akibat lebih buruknya akan terjadi kelaparan.

Meniadakan impor saya rasa hal yang tidak mungkin. Kebutuhan masyarakat Indonesia semakin banyak sementara produksi belum mengalami peningkatan yang signifikan.

Jika kuantitas impor saat ini masih banyak maka pemerintah bisa berusaha mengurangi dengan meningkatkan produksi dalam negeri. Dan nyatanya meningkatkan produksi tidak semudah itu. Produktivitas lahan pertanian sudah semakin menurun, alih fungsi lahan pertanian semakin banyak, jumlah petani muda semakin sedikit, musim yang tidak menentu berdampak pada resiko gagal panen dan masih banyak masalah lainnya. Perlu kebijakan khusus dan serius jika pemerintah benar-benar ingin meningkatkan produksi apalagi jika tujuannya swasembada. Jika mengurangipun susah maka harus dipertahankan jangan sampai impor melonjak menjadi lebih banyak.

Nah deminikan pembahasan singkat mengenai ekonomi mikro dan makro semoga bermanfaat.

Salam....