Dunia anak memang dunia yang menyenangkan, sekaligus
menegangkan. Iya menegangkan karena karakter orang sangat dipengaruhi masa
anak2 mereka. Sekolah menjadi tempat dimana banyak waktu anak dihabiskan. Sejak
usia 5 tahun anak2 sudah “dipaksa” masuk kedalam system yang katanya supaya
anak menjadi pintar.
Selama di sekolah anak mendapat pengajaran yang sama satu
sama lain. Pelajaran yang diberikan sama dan lamanya waktu belajar juga sama,
lantas mengapa ada siswa yang rangking satu dan ada yang gak dapat rangking?
Kiranya pertanyaan itu yang sering dilontarkan oleh beberapa pihak. Maka dari
itu dalam tulisan kali ini aku akan mencoba menganalisis dari sudut pandangku
sendiri.
Jawaban sederhananya adalah karena kemampuan tiap anak
beda-beda. Anak memiliki daya tangkap masing-masing, cara menangkap masing-masing,
kemampuan menyerap yang juga masing-masing serta latar belakang yang juga
berbeda. Darimana asal perbedaan itu??. Orang tua dan lingkungan. Tiap anak
lahir dari orang tua yang berbeda dan lingkungan yang berbeda. Kemampuan dan
kecerdasan anak bisa diturunkan dari orang tua. Menurut berbagai sumber Ibu lah
yang paling dominan mempangaruhi kecerdasan anak. Ibu yang berkualitas akan
menghasikan anak yang berkualitas pula.
Lantas apakah anak yang tidak pandai berarti Ibunya tidak
berkualitas? Hal tersebut belum tentu benar. Kecerdasan anak tidak semata-mata
diturunkan tapi juga dibentuk. Pola pengasuhan dan didikan orang tua terhadap
anak juga sangat mempengaruhi kecerdasan anak. Anak ibarat kanvas yang akan
dilukis oleh orang tua mereka. Orang tua seharusnya mampu memahami tahapan
pekembangan anak, apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara menyampaikan pada
masing-masing tahapan. Untuk mengetahui hal ini maka orang tua dituntut untuk
“cerdas” mau belajar dan mau mencari tahu.
Peran aktif orang tua sangat berpengaruh terhadap perilaku
dan kecerdasan anak. Oleh karena itu tidak seharusnya orang tua hanya
menyerahkan pendidikan anak dari sekolah. Di sekolah perhatian terhadap anak
tidak optimal karena banyak anak yang harus diperhatikan. Anak perlu perhatian
khusus untuk bisa memahami suatu hal. Istilahnya “privat learning”, anak yang
berhadapan satu lawan satu dengan pengajar akan lebih paham dari pada belajar
satu lawan 10.
Selain orang tua, lingkungan adalah factor yang paling
besar pengaruhnya terhadap kecerdasan anak. Anak yang lahir dan tumbuh di lingkungan
yang baik akan membawa dampak yang baik pula bagi anak, begitu pula sebaliknya.
Tidak mungkin anak bisa bermain sepak bola jika di lingkungannya tidak ada
orang yang bermain sepak bola. Intinya kebiasaan yang ada disekitar lingkungan
tempat tinggal akan ditularkan kepada yang lain baik itu positif atau negative.
Jika lingkungan anak di sekitar baik maka orang tua perlu mendukung, jika tidak
baik maka orang tua memiliki peran untuk menjadikan lingkungan anak menjadi
baik.
Anak-anak dengan kecerdasan baik bisa dipastikan bisa
mengambil dampak positif dari lingkungannya. Lingkungan dengan orang-orang
baik, selalu berfikir maju, mau belajar, dan peduli akan masa depan anak akan
melahirkan anak dengan kemampuan lebih baik. Dan jika di sekolah, anak-anak
seperti inilah yang berpotensi mendapatkan nilai lebih baik dibanding dengan
anak-anak lain yang tidak mendapatkannya.
Anak tak pandai di sekolah? Jangan salahkan anaknya. Orang
tua yang harus introspeksi diri.